ARTIKEL PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
TUGAS MANAJEMEN
KEUANGAN INTERNASIONAL
Disusun oleh :
Adhisti Juni Arta
8228
Jurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA PURWOKERTO
2014
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Definisi
Perdagangan internasional adalah perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas
dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan
(individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi,
sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
B. Teori Perdagangan Internasional
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan
dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional
sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena
adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan,
misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul
karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan
hukum dalam perdagangan.
C. Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada
kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori
pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan
dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model
lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi
spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas.
Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti
jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
D. Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat
sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif.
Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak
membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik
pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan
memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola
dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor
pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang
yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan
mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara
intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief,
yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa
Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif
dibanding memiliki kecukupan modal.
Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh
antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak
bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke
pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti
modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan
jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi
spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan,
pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal)
cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian
atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal
dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal.
Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami
distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.
E. Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan
menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibanding
model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya,
menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara
dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga
memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah
terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain
seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga
dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.
F. Manfaat dan dampak perdagangan internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat
perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
·
Memperoleh barang yang tidak
dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
·
Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi
Sebab utama kegiatan
perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh
spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama
jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
·
Memperluas pasar dan menambah
keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak
menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka
khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga
produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk
tersebut keluar negeri.
·
Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri
memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien
dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Dampak dari
perdagangan internasional bagi indonesia adalah sebagai berikut :
·
Dampak Positif
1. Berbagai macam kebutuhan barang dan jasa terpenuhi
2. Harga barang semakin murah karena efisiensi dan spesialisasi
3. Devisa negara meningkat
4. Lapangan kerja terbuka
5. Adanya persahabatan dan kerja sama antarnegara
6. Mendorong kegiatan ekonomi
·
Dampak Negatif
1.
Produk dalam negeri menurun
karena kurang disukai masyarakat.
2.
Ketergantungan terhadap
negara-negara maju.
G. Faktor pendorong
Banyak faktor yang mendorong
suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut
:
·
Untuk memenuhi kebutuhan barang
dan jasa dalam negeri
·
Keinginan memperoleh keuntungan
dan meningkatkan pendapatan Negara
·
Adanya perbedaan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
·
Adanya kelebihan produk dalam
negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
·
Adanya perbedaan keadaan
seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang
menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
·
Adanya kesamaan selera terhadap
suatu barang.
·
Keinginan membuka kerja sama,
hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
·
Terjadinya era globalisasi
sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
H.
Peraturan/Regulasi
Perdagangan Internasional
Umumnya
perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama
berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki
tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad
ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi
yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat
untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran
besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral
kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi
lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut
terkadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan
yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.
Perdagangan
bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi
kuat, walaupun mereka terkadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk
agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya
mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang
Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya.
Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi
pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena
tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif,
termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan.
Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan
prosedur cukai.
Umumnya
kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor
manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa
tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika
Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan
tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih
dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama
reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi
Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi
tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade
Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional
seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan
Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun
2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total
karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa
seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun
belakangan ini.
I.
Cara Pembayaran
Internasional
Dalam perdagangan internasional pembayaran dilakukan dengan
menggunakan valuta asing atau devisa. Devisa adalah semua barang yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran internasional dan dapat diterima di dunia
internasional.
Valuta asing adalah mata uang asing yang dipakai sebagai alat
pembayaran luar negeri. Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang
asing terhadap mata uang dalam negeri.
Macam-macam kurs valuta asing:
1. Kurs beli, yaitu kurs yang diberlakukan oleh bank apabila bank
membeli mata uang asing.
2.
Kurs jual, yaitu kurs yang
diberlakukan oleh bank apabila bank menjual mata uang asing.
3.
Kurs tengah, yaitu kurs
rata-rata antara kurs beli dan kurs jual. Alat pembayaran dalam perdagangan
internasional dapat berupa : emas dan perak, valuta asing, dan wesel asing.
J.Hambatan Perdagangan Internasional
Perdagangan
Internasional dapat berjalan dengan lancar apabila negara-negara yang terlibat
dalam perdagangan bisa bebas mengekspor atau mengimpor barang sesuai dengan
keinginan. Adanya hambatan mengakibatkan kegiatan ekspor-impor terganggu.
Hambatan-hambatan
perdagangan internasional itu antara lain:
1. Kuota
2.
Larangan impor
3.
Tarif
4.
Subsidi
5.
Embargo ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
kalo mau dl format microsoft word klik
disini